Peternak Sapi Rugi Ratusan Juta, Imbas Antrean Di Pelabuahan Gili Mas Lombok Barat

Asosiasi Peternak Sapi Rugi Ratusan Juta Gara-Gara Antrean Panjang Di Pelabuan Gili Mas.



Mataram NTB,JournalNTBnews.
Asosiasi peternak sapi ( APS) di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) merugi ratusan juta imbas antrean panjang truk-truk pengangkut sapi dari Pulau Sumbawa di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat.

Ribuan sapi yang tertahan berhari-hari pelabuan gili mas Sapi tersebut untuk hewan kurban Idul Adha itu akan dikirim ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).


"Menurut asosiasi peternak sapi  mengalami  kerugian  karena kami menerima kabar  14 ekor sapi mati saat di Gili Mas, Belasan sapi - sapi itu mati kemungkinan karena stres, capek, dan kekurangan air apalagi ruang geraknya minim," kata Ketua Persatuan Pedagang Hewan Indonesia (Pepehani) Kabupaten Bima, Taufik saat jumpa pers minggu, (27/4/2025).

Taufik menuturkan kerugian dari matinya belasan sapi milik peternak  berkisar lebih dari Rp 300 juta. "Hitung saja per ekor itu Rp 25 juta, juka di kali 14 ekor yang mati, sudah ratusan itu (kisaran Rp 300 juta)," katabya Taufik.

Menurut Taufi, belasan sapi milik peternak yang mati itu akhirnya dibuang. Ada sebagian sapi yang dijual dengan harga rugi saat di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat.

"Yang tidak tertolong dibuang, sementara yang masih bisa dijual  dengan harga rugi atau harga potong. Cuman, kami belum tahu detail pemilik CV mana saja yang ternak sapinya mati saat di Gili Mas ini. Kami belum bisa dapat detailnya karena yang membawa ternak ini sedang cepat-cepat ke Jakarta," tutur Taufik.

Dia menjelaskan meski para peternak mengalami kerugian, harga jual sapi dari Pulau Sumbawa ke Jabodetabek dan kota-kota sekitarnya, masih dalam kondisi normal.

"Kalau soal harga penjualan di Jabodetabek biasa saja, tidak berpengaruh  Hanya saja, sapi yang sebelumnya biasa dikirim dalam kondisi gemuk, berubah kurus pada pengiriman kemarin.Seharusnya sampain 3-4 hari dari Bima-Jakarta, tapi gara-gara permasalahan di pelabuan gili mas  kemarin sampai kejotabek 5-6 hari," tuturnya Taufik.

Dia juga menyoroti sistem pengiriman ternak dari NTB menuju Pulau Jawa yang terbilang buruk. Misalkan saja, proses polymerase chain reaction (PCR) untuk memastikan kesehatan sapi yang dinilai berbelit, hingga minimnya armada kapal yang tersedia untuk proses pengiriman hewan ternak.

"Dibilang buruk, dibilang bagus iya, kendalanya kemarin memang berkaitan soal pengurusan tanda tangan izin PCR yang nggak keluar-keluar, sementara izin PCR itu ada batas waktunya. Jadi kami kan harus kejar muat, namanya bawa hewan hidup, jadi terkadang susah. Belum lagi kami sudah pesan truk Fuso atau tronton, dan (sopirnya) harus kasih makan setiap hari," ujarbya Taufik.

Setelah perwakilan asosiasi peternak menyampaikan curahan hatinya kepada Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal beberapa waktu lalu, kini proses pengiriman ternak sapi dari Gili Mas menuju Jakarta dipastikan normal kembali.



"Alhamdulillah, informasi yang kami dapat, semalam ada puluhan truk yang berangkat ke Jabodetabek. Dan Insyallah hari ini ada 50-60 truk yang akan berangkat kembali," tandasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB memastikan ribuan ekor sapi di Pelabuhan Gili Mas siap diberangkatkan dan ada penambahan jumlah kapal, dari yang sebelumnya hanya satu kapal, kini bertambah menjadi tiga kapal.

(NJNTB)