Aktivis Lombok Timur Tergelitik Framing Memfitnah PT ESL: Debat Kusir Tanpa Mikir!


Lombok Timur, Journalntbnews.com Aktivis Lombok Timur, Lalu Junaidi mengaku tergelitik dengan beredarnya video di medsos dengan kalimat seakan mewakili masyarakat menolak keberadaan PT Eco Solutions Lombok (ESL) di RTK 15 Hutan Sekaroh, Jerowaru.

Video itu dibarengi dengan komentar-komentar yang dinilai beraroma fitnah. Ia menegaskan bahwa video tersebut tidak mewakili aspirasi masyarakat Lombok Timur khususnya di wilayah selatan, melainkan hanya kepentingan segelintir kelompok yang tidak bertanggungjawab.

"Jangan suka memanfaatkan momen. Kalau hanya debat kusir tanpa mikir, apalagi tanpa fakta lapangan berikut data," singgung Junaidi ditemui dikediamannya di Lombok Timur, Kamis (27/02/2025).

Pria yang juga Pemerhati Lingkungan Hutan Lombok Timur ini mengungkapkan, keberadaan perusahaan asal Swedia di Hutan Sekaroh kerap terganjal kepentingan Ali BD ketika menjabat Bupati Lombok Timur.

Ini belum termasuk petani yang  merusak hutan secara liar di wilayah Izin Usaha Penyediaan Jasa Lingkungan Wisata Alam (IUPJLWA), demi jagung.

"Perusahaan juga dibentur d kasus puluhan sertifikat hak milik di kawasan hutan Sekaroh. Properti perusahaan dibakar dan dirusak. Lantas bagaimana perusahaan bisa membangun," ulasnya.

Kendati demikian, kata dia, perusahaan itu tetap berusaha untuk melakukan pendekatan, sosialisasi, dan menyuguhkan program pemberdayaan ke masyarakat. Seperti pelatihan berbahasa Inggris, kewirausahaan, pertanian dan Green Tourism.

Pada November 2021 Pemprov NTB membentuk Satgas khusus untuk mulai clean and clear, ESL pun kembali memulai proyek reboisasi dengan menanam bibit pohon secara simbolis, dihadiri langsung Hj Sitti Rohmi Djalillah selaku Wakil Gubernur NTB serta jajaran forkopimda.

Pada tahun 2022, perusahaan mulai bernafas lega setelah sertifikat ilegal dibatalkan BPN NTB dan clean and clear IUPJL selesai dilaksanakan pada bulan Juni 2023. Semenjak itu pula, PT ESL  membangun kantor ditandai acara peletakan batu pertama (postkotantb.com edisi 17 Februari 2025).

Berkat ini, kata Junaidi, Tanjung Ringgit telah menjadi hutan lindung terakhir yang signifikan di pantai selatan Lombok dan pusat keanekaragaman hayati. "Terus mana lahan yang ditelantarkan. ESL sudah maksimal berbuat untuk Hutan Sekaroh lewat Eco Wisatanya," timpalnya.

Tidak hanya itu, pihak perusahaan juga melibatkan masyarakat lokal dalam pelaksanaan konservasi Hutan Sekaroh. Tiap harinya ESL mempekerjakan sekitar 40 sampai dengan 50 orang asli desa setempat, untuk bekerja di lokasi pembangunan perusahaan.

"Kalau ada yang masih penasaran tentang ESL, yuk mari kita kopi darat sambil cek realitas di lapangan. Jangan hanya berkoar-koar tapi tidak berisi," ajak Junaidi.(RJ)