Ruwat Desa Larangan Dihadiri Forkopimcam
18.2.24
Sidoarjo,Journalntbnews.com - Tadisi ruwat desa merupakan tradisi yang tidak asing lagi bagi masyarakat di Kabupaten Sidoarjo. Masyarakat masih melaksanakan adat istiadat ruwatan desa. Dalam bahasa Jawa, kata 'ruwat' berarti 'luwar' berarti melepaskan atau membebaskan, yang menurut kepercayaan warga setempat yaitu membebaskan desa dari malapetaka yang tidak diinginkan. Dengan kata lain Ruwat Desa oleh masyarakat dimaknai dalam bentuk syukur dan bertujuan untuk mendoakan para tokoh pendiri desa juga memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan perlidungan desa dari hal buruk atau malapetaka dan juga agar hasil pertanian warga dijauhkan dari hama perusak.
Setiap desa yang ada di Sidoarjo yang melaksanakan tradisi ruwat desa tentunya memiliki cara uniknya tersendiri. Salah satunya Desa Larangan yang ada di kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur yang hingga saat ini masih melaksanakan tradisi ruwat desa.
Kegiatan ini diawali Khotmil Quran di lanjutkan dengan ziarah ke makam pendiri Desa Larangan serta di tutup dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon "Wahyu Sandang Pangan" dengan dalang Ki Dalang Pringgo Jati S.Sn semalam suntuk. Dengan gagrak (versi/gaya) porongan
Kades Agus Siswanto S.P dalam sambutannya mengatakan pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana karena beberapa hari sebelumnya kita ada pesta demokrasi yang tentunya menghabiskan energi yang tidak sedikit. Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan kegiatan ruwatan desa yang dimulai tanggal lima belas diawali dari
Khotmil Quran, ziarah kubur sampai dengan tanggal tujuh belas .Yang ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Saya ucapkan terima kasih kepada bapak camat, bapak Sekcam, Kapolsek, Danramil, Kades se Kecamatan Candi, serta masyarakat yang hadir pada acara ruwat desa pada malam hari ini.
"Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras sehingga acara ruwat desa bisa terlaksana dengan baik dan lancar," kata Kades Agus Siswanto S.P
"Dengan pagelaran wayang kulit kita membangkitkan semangat budaya Nusantara khususnya wayang kulit dengan gagrak porongan. Apalagi Ki Dalang Pringgo Jati S.Sn merupakan salah satu dalang muda yang ada di Sidoarjo," tambahnya
Pak Kades menambahkan dengan pagelaran wayang kulit kita dapat membangkitkan semangat budaya Jawa Timur karena jangan sampai lupa dengan budaya. Apalagi dengan sekarang sudah banyak gadget digital tapi jangan sampai lupa dengan budaya Nusantara khususnya wayang terlebih Gagrak Porongan.
Agus mengatakan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sidoarjo yang telah membangunkan wayang porongan sehingga seluruh desa di Kabupaten Sidoarjo mengunakan wayang porongan dalam kegiatan ruwat desa. Semoga wayang porongan bisa menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo.(msa)
Tags