Senam Kebaya Nusantara Dalam Rangka Memperingati Hari Batik

 


Jombang, Journalntb.com.

Masih dalam nuansa hari Batik Nasional yg ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, tepatnya di setiap tanggal 02 Oktober, Pasar Barongan menggelar event budaya bertema "Wastra Alam Festival". Kegiatan tersebut terbuka untuk umum dan dihadiri oleh beberapa komunitas budaya. Persiapan dilakukan oleh founder Pasar Barongan Bapak. Nanang Sugiharto beserta team yang di ketuai oleh Bapak. Nusa Amin selalu penggagas berdirinya Pasar Barongan bersama Bapak. DR. Ir. Lintu Tulistiyantoro, M. Ds. Sejak hari Sabtu. Pada minggu pagi terlihat panggung nan megah dengan set Gamelan dan di kelilingi tenant kuliner, wastra dan kerajinan tangan dari bambu dan pandan. Tepat pukul 06.00 Para pelanggan sudah bisa mencicipi kuliner yg ditawarkan dalam pasar tersebut, tentunya dengan keping bambu, sebuah bentuk alat tukar ber logo "P" Dengan nilai tukar 1P setara dengan Dua Ribu Rupiah yg dapat di peroleh pada money changer berlokasi di pintu masuk pasar tersebut. Acara wastra alam Festival di pimpin langsung oleh Bapak. Pambudi master of ceremony yang sangat fasih berbahasa Jawa halus (krama inggil), sembari mempersilahkan pengunjung menikmati kuliner, beliau mempersilahkan komunitas Senam Kebaya yang di pimpin oleh Ibu Hj. Erinur untuk memimpin flash mob agar bugar sepanjang hari. Hj Erinur menambahkan bahwa SK ini berusaha melestarikan Kebaya sebagai salah satu busana aseli Indonesia dan mengusahakan pengakuan dunia International terhadap hal tersebut agar menyusul status Batik sebagai Intangible Heritage Asset dari Indonesia.

Acara berlanjut dengan pergelaran batik yg dibawakan oleh KIBAS yang di pimpin oleh Bapak Lintu, menjelaskan sejarah dan goresan Batik secara detail satu persatu yang diperagakan oleh member KIBAS diatas karpet merah.

Acara ini juga dimeriahkan oleh
Tari Kayangan Api dari SDN Mojotrisno, dibawah asuhan Ibu Dyah Bairuha, S Pd. SD dan Tari Tunggak Prajak dari SMPN 1 Mojoagung, diasuh oleh Ibu Sariati, S.Pd.

Dilanjutkan dengan Fashion show  oleh GNC (Gita Nusantara Cendekia) dan BN (Busana Nusantara), senada dengan SK, komunitas ini juga selalu menginspirasi penggunakan busana berwastra Nusantara dalam segala aktifitasnya (menyanyi dan aktifitas sehari hari). Menurut Setyo (BN) , "Bangga menggunakan Busana Nusantara adalah refleksi kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia karena Busana Nusantara adalah salah satu Aset Bangsa." Hal itu disampaikan disaat FS berlangsung (GNC, KS, BN).

KIBAS yg diwakili oleh para Pemuda berkain juga memberikan tutorial berkain bagi pengunjung yg sangat bermanfaat, dan tentunya menginspirasi bahwa berkain bisa tetap stylish dan tidak mati gaya.
Perayaan HUT KIBAS ke 15 yang juga merupakan puncak acara di langsungkan dengan meriah, disusul pemotongan tumpeng oleh Bp. Nanang - Kades Mojotrisno yg diberikan secara simbolis ke Bapak Lintu secara simbolis mewakili: Pendamping Pasar Barongan Kali Gunting dari Universitas Kristen Petra yang sekaligus ketua Yayasan KIBAS Batik Jawa TImur dengan harapan agar kelangsungan konsep Aktifitas yang sudah dilakukan dapat lestari dan berdampak positif baik pada Budaya dan Ekonomi untuk masyarakat sekitar dan dinikmati oleh semua orang/ pengunjung yg datang.

Yoche, Nhea dan Puspita (GNC) berharap bahwa hubungan baik ini akan berjalan berkesinambungan dalam event budaya berikutnya.

Lewat Pukul 10 WIB aktifitas pasar mulai berkurang, para pengunjung yang puas berbelanja sudah mulai meninggalkan tempat, disusul oleh para komunitas pendukung pasca Foto bersama. Rasanya singkat namun bermakna. Masih dalam nuansa hari Batik Nasional yg ditetapkan oleh Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, tepatnya di setiap tanggal 02 Oktober, Pasar Barongan menggelar event budaya bertema "Wastra Alam Festival". Kegiatan tersebut terbuka untuk umum dan dihadiri oleh beberapa komunitas budaya. Persiapan dilakukan oleh founder Pasar Barongan Bp. Nanang Sugiharto beserta team Bapak di ketuai oleh Bapak Nusa Amin selalu penggagas berdirinya Pasar Barongan bersama Bapak. DR. Ir. Lintu Tulistiyantoro, M. Ds. Sejak hari Sabtu. Pada minggu pagi terlihat panggung nan megah dengan set Gamelan dan di kelilingi tenant kuliner, wastra dan kerajinan tangan dari Bambu dan pandan. Tepat pukul 06.00 Para pelanggan sudah bisa mencicipi kuliner yg ditawarkan dalam pasar tersebut, tentunya dengan keping Bambu, sebuah bentuk alat tukar ber logo "P" Dengan nilai tukar 1P setara dengan Dua Ribu Rupiah yg dapat di peroleh pada money changer berlokasi di pintu masuk pasar tersebut. Acara Wastra alam Festival di pimpin langsung oleh Bp. Pambudi master of ceremony yang sangat fasih berbahasa Jawa halus (krama inggil), sembari mempersilahkan pengunjung menikmati kuliner, beliau mempersilahkan komunitas Senam Kebaya yang di pimpin oleh Ibu Hj. Erinur untuk memimpin flash mob agar bugar sepanjang hari. Hj Erinur menambahkan bahwa SK ini berusaha melestarikan Kebaya sebagai salah satu busana aseli Indonesia dan mengusahakan pengakuan dunia International terhadap hal tersebut agar menyusul status Batik sebagai Intangible Heritage Asset dari Indonesia.

Acara berlanjut dengan pergelaran Batik yg dibawakan oleh KIBAS yang di pimpin oleh bapak Lintu, menjelaskan sejarah dan goresan Batik secara detail satu persatu yang diperagakan oleh member KIBAS diatas karpet merah.

Acara ini juga dimeriahkan oleh
Tari Kayangan Api dari SDN Mojotrisno, dibawah asuhan Ibu Dyah Bairuha, S Pd. SD dan Tari Tunggak Prajak dari SMPN 1 Mojoagung, diasuh oleh ibu Sariati, S.Pd.

Dilanjutkan dengan Fashion show  oleh GNC (Gita Nusantara Cendekia) dan BN (Busana Nusantara), senada dengan SK, komunitas ini juga selalu menginspirasi penggunakan busana berwastra Nusantara dalam segala aktifitasnya (menyanyi dan aktifitas sehari hari). Menurut Setyo (BN) , "Bangga menggunakan Busanan Nusantara adalah refleksi kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia karena Busana Nusantara adalah salah satu Asset Bangsa." Hal itu disampaikan disaat FS berlangsung (GNC, KS, BN).

KIBAS yg diwakili oleh para Pemuda berkain juga memberikan tutorial berkain bagi pengunjung yg sangat bermanfaat, dan tentunya menginspirasi bahwa berkain bisa tetap stylish dan tidak mati gaya.
Perayaan HUT KIBAS ke 15 yang juga merupakan puncak acara di langsungkan dengan meriah, disusul pemotongan tumpeng oleh Bp. Nanang - Kades Mojotrisno yg diberikan secara simbolis ke Bp Lintu secara simbolis mewakili: Pendamping Pasar Barongan Kali Gunting dari Universitas Kristen Petra yang sekaligus ketua Yayasan KIBAS Batik Jawa Timur dengan harapan agar kelangsungan konsep Aktifitas yang sudah dilakukan dapat lestari dan berdampak positif baik pada Budaya dan Ekonomi untuk masyarakat sekitar dan dinikmati oleh semua orang/ pengunjung yg datang.

Yoche, Nhea dan Puspita (GNC) berharap bahwa hubungan baik ini akan berjalan berkesinambungan dalam event budaya berikutnya.

Lewat Pukul 10 WIB aktifitas pasar mulai berkurang, para pengunjung yang puas berbelanja sudah mulai meninggalkan tempat, disusul oleh para komunitas pendukung pasca Foto bersama. Rasanya singkat namun bermakna. Pengalaman unik yang dirindukan.  

Niscaya Balik untuk gokil kulineran ujar Nhea Baqi dan Charlie Raya (pengunjung) Pengalaman unik yang dirindukan.
Niscaya Balik untuk gokil kulineran ujar Nhea Baqi dan Charlie Raya(pengunjung).(nh/msa)

Tags